All about Review, Anything or Anyone.

Ramadhan pertama, saat..... Ramadhan 1438 H atau lebih dikenal tahun 2017, menjadi bulan suci yang sangat langka bagi saya. Pada ramadhan tahun ini, saya menjabat sebagai salah satu ketua lembaga legislatif tingkat fakultas di salah satu Universitas Islam di kota Bandung. Yaitu, menjadi ketua Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) periode 2017 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba). Banyak perbedaan yang saya rasakan dalam ramadhan tahun ini, dan mengapa saya sebut itu menjadi hal yang baru, unik, dan langka bagi saya. Tahun ini saya tidak hanya mempertimbangkan keluarga sebagai salah satu prioritas di hidup saya, melainkan ada tambahan prioritas secara pikiran dan waktu yaitu staff anggota DAM Fikom Unisba periode 2017 yang saya pimpin. Tahun-tahun sebelumnya, saya masih bisa menjalani ramadhan untuk banyak mengikuti buka bersama dengan teman lama atau memang buka di rumah bersama keluarga. Tapi untuk tahun ini, saya benar-benar terpusatkan pada anak-an

YUK BACA BUKU! Tips-tips buat manusia pembaca. Sudah seharusnya seorang mahasiswa memiliki banyak wawasan. Wawasan itu pun bukan hanya sebatas "wawasan", namun sumber dari wawasan itulah yang harus dipastikan kebenarannya. Sejauh ini, buku masih menjadi salah satu sumber yang tepat untuk menambah keilmuan, apapun bidangnya. Maka dari itu, saya ingin memberi tips untuk rekan-rekan mahasiswa agar dapat membaca buku dengan efektif. Apa saja tipsnya? Ini dia... 1. Putar Musik, dan Hindari Menggumam saat Membaca Sudah menjadi banyak kebiasaan mahasiswa, membaca sambil menggumam. Hal itu dapat mengurangi fokus kita saat membaca, karena itulah biasanya membuat kita mengulang lagi bacaan sebelumnya. Cobalah membaca sambil mendengerkan musik, hal itu akan membuat diri menjadi terelaksasi. Yang pada akhirnya, membuat kita fokus akan kegiatan kita yaitu membaca. 2. Cobalah Rubah Jarak Baca menjadi 30cm Membaca dengan jarak antara mata dan buku yang dekat

Kekaguman terhadap Eko Prasetyo Sang Penulis Kritis yang Minimalis Malam hari ini, tepat pukul 02.07 WIB di sebuah rumah mungil nan sederhana, aku menulis sebuah tulisan yang berisikan kekaguman pada seseorang yang sampai saat ini belum diberi waktu untuk bertemu beliau. Dia adalah seorang penulis, penulis kritis yang minimalis. Beliau adalah Eko Prasetyo lahir pada tanggal 6 Januari 1972 di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Indonsia. Yang artinya beliau sudah menginjak umur 45 tahun. Beliau sudah menjadi seorang ayah, yang sementara ini mengontrak di sebuah rumah di daerah Kotagede, Yogyakarta. Beliau adalah mahasiswa yang telah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII). Beliau adalah Eko Prasetyo, yang terkenal akan bukunya yang sangat menyinggung keadaan di Indonesia yaitu "Orang Miskin Dilarang Sekolah!" Sang aktivis sekaligus penulis yang kritis ini p ernah terlibat dalam TPM (Tim Pembela Muslim) untuk advokasi beberapa kasus hukum yan